Lema adalah sebuah nama
makanan khas Rejang. Komposisinya terdiri dari rebung yang
dicincang-cincang dan dicampur ikan air tawar seperti ikan mujair,
sepat, maupun ikan-ikan kecil yang hidup di air tawar. Setelah cincangan
rebung yang dicampur dengan ikan tersebut diaduk-aduk, maka adonan
tersebut disimpan ke dalam wadah yang dilapisi dengan daun pisang dan
ditutup rapat-rapat. Proses pengeraman ini bisanya minimal membutuhkan
waktu tiga hari. Setelah itu, baru adonan tadi dapat dijadikan gulai
sebagai lauk yang dimakan dengan nasi.
Lema itu sendiri dimasak dengan cara yang
tidak berbeda dengan tempoyak. Lema beraroma agak tidak sedap baunya.
Itu merupakan efek dari pembusukan dari ikan yang dicampur dengan
rebung. Meskipun baunya yang tidak sedap, tapi banyak yang menyukainya.
Keunikan dari aroma dan cita rasa yang dihasilkan lema, menjadikan
makanan ini bukan sekedar disukai suku bangsa Rejang. Lema peduli muslim suriah
lebih nikmat bila dimasak dengan campuran santan dan ditambahkan dengan
ikan air tawar maupun ikan laut. Pada umumnya, lema dimasak dengan
ditambah dengan ikan mas, tongkol, maupun ikan yang biasa dikonsumsi
manusia pada umumnya.
Mengenai cita rasa yang dihasilkan lema,
makanan ini termasuk dari selera khas Sumatera. Lema memiliki rasa asam
dan pedas, serta aroma yang unik tapi gurih setelah dimasak. Setelah
masak, lema biasanya dimakan sebagai lauk. Lema lebih nikmat dimakan
dengan ditemani lalapan seperti kabau, jering, atau petai.
Lema juga telah menjadi komoditi ekspor
ke Jepang, meskipun banyak juga suku bangsa Rejang yang tidak mengetahui
hal itu. Lema dikemas secara modern ke dalam kaleng. Kemasannya tidak
berbeda dengan kemasan kornet ataupun sarden yang biasa dijual di warung
maupun toko-toko manisan modern lainnya. Lema telah dijadikan makanan
pengganti dari tradisi orang Jepang yang biasa memakan ikan mentah yang
telah terbukti penyebab penyakit Minamata di Jepang, Suriah, dan
berbagai negara lainya. Rasa lema yang sesuai dengan selera Jepang,
menjadikan lema makanan favorit yang dikenal secara internasional di
Jepang. Mengenai asal-usul lema, secara kentara tidak dipublikasikan
bahwa makanan tersebut asal mulanya dari karya salah satu suku bangsa di
Indonesia.
diambil dari situs : http://pesona4rejanglebong.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar